Bikin Yamaha Jupiter Z Bisa Kencang 8,05 Detik
Penulis : andika nata
Foto : Teguh
Turun di kelas Bebek Tune
Up 4-tak 200 cc SOHC, Yamaha Jupiter Z milik Jocel Kawahara Racing Feat
KAC jadi yang tercepat SIP KYT Drag Bike 201 M Championship 2015, yang
digelar di Sirkuit Kawasan Deltamas Speedway, Cikarang, Kab. Bekasi,
Jawa Barat. Catatan waktunya bisa 08,05 detikan. Mau tahu bikin Yamaha Jupiter Z bisa kencang 8,05 detik.
Terus silakan lanjut baca nih artikel bikin Yamaha Jupiter Z bisa kencang 8,05 detik yang sanggup sapu bersih juara 1 sampai 3. "Lumayan bro hasilnya," bisik Andre, bos Jocel Kawahara Racing Feat KAC. Oooww.., pantes!
PISTON KAWAHARA RACING
Bikin Yamaha Jupiter Z bisa kencang 8,05 detik Andalkan piston forging dari Kawahara Racing yang berukuran 66 mm buat gedein cc, dipadu dengan pen stroke berukuran 1 mm (naik–turun 2 mm). Kapasitas silinder bengkak jadi 192 cc. Masih masuk regulasi buat turun di kelas 200 cc.
KOMPRESI DAN HEAD SILINDER
Kompresi dipatok cukup tinggi. Dengan dome piston Kawahara setinggi 7 mm, lalu jarak mendem piston dengan bibir blok saat TMA dikasih 0,3 mm, dan head silinder dipapas 0,5 mm, racikan ini menghasilkan rasio kompresi mesin 13,3 : 1. Cocok nenggak bensol nih.
Guna mengimbangi kapasitas silinder yang udah membengkak, klep juga dibikin lebar berukuran 34 mm untuk in dan ex 29 mm. Kemnya dikustom, dengan durasi in dan ex dibikin sama yaitu 280°. “Hitungannya, kem in membuka di 35° BTDC (sebelum TMA) dan menutup di 65° ABDC (setelah TMB). Sementara, kem ex membuka 65° BBDC (sebelum TMB) dan menutup di 35° ATDC (setelah TMA). Tinggi angkatannya mencapai 10,5 mm untuk in dan ex,” ucap Ewin TJ selaku mekanik Jocell Kawahara Racing Feat KAC yang bermarkas di Jl. Syech Quro No. 84, Karawang, Jawa Barat.
KARBURATOR DAN TRANSMISI
Part pengabut bahan bakar, menggunakan Keihin PJ 34 dengan kombinasi pilot jet berukuran 55 dan main jet 135 dirasa cocok untuk bermain dikondisi cuaca yang panas terik saat itu.
Untuk melibas trek 201 meter, tentunya
rasio transmisi diubah menjadi lebih rapat. “Untuk gigi I (14/35), gigi
II (16/29), gigi III (21/29), terakhir gigi IV (20/23). Final gearnya, andalkan kombinasi 13-38,” jelas Ewin TJ. (www.motorplus-online.com)
Data Modifikasi :
Ban depan : Vee Ruber 50/90-17
Ban belakang : Eat My Dust 60/80-17
Pelek depan : Takasago Excel 1,40x17
Pelek belakang : Takasago Excel 1,60x17
Knalpot : AHM
CDI : Kawahara Racing
Rumus Yamaha Jupiter Z Dapat Best Time 8,2 Detik
Penulis : andika nata
Foto : dimaz
Rizky Faridianto bisa
dibilang mekanik yang punya pemikiran pas untuk racikan Yamaha Jupiter Z
milik M Priyo warga Kediri, Jawa Timur. Buktinya, lewat pembalap
andalannya Ricko Bochel yang pakai rumus Yamaha Jupiter Z dapat best time 8,2 detik di semua sirkuit!
Sesekali, di salah satu event pernah menyentuh best time 8,1 detik. “Kuncinya hanya main di porting saja kok, bahan bakar yang diledakan harus seimbang supaya power bisa maksimal,” terang mekanik SJRT Ngeri Ngerong asal Kediri ini.
Tuh dia rumus Yamaha Jupiter Z dapat best time 8,2 detik. Bagian piston sengaja dijejali milik Kawahara Racing yang berdiameter 55,25 mm dengan dome
disesuaikan untuk mengimbangi rasio kompresi mesin. Maka itu, bibir
piston dibikin mendem sekitar 0,4 mm dari bibir liner. “Kepala silinder
juga dipapas supaya lebih padat ketika bercampur dengan bensol dan udara
yang dibakar,” jelasnya dengan menyebutkan lebar kubah head 41 mm.
Hasil konsultasi dengan Dodo pemilik Charlos Tech asal Solo, Jawa Tengah, ditentukan gigi rasio rumus Yamaha Jupiter Z dapat best time 8,2 detik dengan
perpaduan Gigi I, 13/34. Lalu gigi II, 18/32. Gigi III, standar.
Sedangkan gigi IV pakai 23/26 mata. Hasilnya, tiap perpindahan gigi
selalu bertenaga. “Terakhir dengan perbandingan final gir set 13/33
mata, menjadikan kesempurnaan power dari bawah sampai atas,” terang
mekanik yang juga pernah menjajal kelas Bracket 9 detik ini.
Bagian ini bisa dijadikan penentu tiap
perpindahan gigi Jupiter 130 cc ini dengan pergantian kopling set.
Termasuk, rumah kopling milik Suzuki Satria R yang diyakini bisa membuat
kampas kopling lebih awet ketimbang pakai Suzuki FR. “Hanya mengubah
bagian belakang rumah kopling saja, sedangkan gigi sekundernya masih
pakai milik Jupiter. Hasilnya bisa dipakai sampai setengah tahun nih,”
bangga warga Kediri ini. (www.motorplus-online.com)
Data Modifikasi :
Karburator : Keihin PWK 28
Pilot/ main jet : 65/ 112
CDI : Rextor Pro Drag
Knalpot : AHRS F4 Karbon
Ban : Eat My Dust
Koil : Yamaha YZ125
Magnet : Yamaha Vega
Knalpot : AHRS F4 Karbon
Cara Bikin Kawasaki Ninja 150 Bisa Melesar 7,1 Detik Untuk Trek 201 Meter
Penulis : andika nata
Foto : Edhot
“Kadang kelas FFA juga biasa kita jabanin. Dalam Kejurda Drag Bike Jabar, untuk sementara poinnya memimpin,” bilang Taufik, panggilan beken sang mekanik. Hayuk kita intip cara bikin Kawasaki Ninja 150 bisa Melesar 7,1 detik untuk tres 201 meter.
BLOK SILINDER
Cara bikin Kawasaki Ninja 150 bisa Melesar 7,1 detik untuk tres 201 meter, piston masih mengandalkan orisinilnya yang memiliki diameter 59 mm. Agar performanya maksimal, lubang exhaust ditata ulang. “Dipapas sekitar 2,5 mm. Tinggi exhaust dari bibir silinder diset 26 mm. Efeknya, napas mesin jadi lebih panjang. Putaran mesin pun bisa langsung teriak cepat sejak rpm rendah,” beber Taufik.
HEAD SILINER
Buat ngejar kompresi tinggi, dilakukan pemapasan sebanyak 1,2 mm pada pantat head. Kemudian dibikin nat setinggi 0,3 mm, dengan sudut squish 13°. Dari ubahan tersebut tersebut plus korekan pada lubang buang, didapat rasio kompresi sekitar 6,5 : 1.
KRUK AS
Part ini diganti pakai punya Ninja 150 yang mengusung blok Super KIPS. “Karena bobot lebih berat dibandingkan dengan bawaan. Efeknya, bisa menghasilkan torsi yang lebih besar. Jadi, akselerasi motor makin ngelempar,” ujar mekanik yang dulunya pembalap road race ini.
Guna memaksimalkan pengabutan bahan bakar, karburator diganti pakai PWK 28 Airstrike. Namun diameter venturinya direamer lagi jadi 31 mm, dikombinasi skep berukuran 28 mm. Untuk spuyernya, menggunakan kombinasi pilot jet 52 sedangkan main jet 152, yang diasupi bahan bakar bensol.
TRANSMISI
Biar pergantian gigi berlangsung cepat di lintasan 201 meter, gigi rasio diracik ulang menggunakan close ratio. Dengan hitungan, gigi I = 17/30, gigi II = 19/27, gigi III = 24, sedangkan untuk gigi IV, V dan gigi VI masih tetap standar. Sedangkan untuk final gearnya, diset pada angka 13/39 mata. (www.motorplus-online.com)
Data Modifikasi:
Ban depan : Corsa 50/90-17
Ban belakang : Eat My Dash 70/90-17
Pelek depan : Takasago
Pelek belakang : Takasago Excel
Sok belakang : Gazi Nova Dash
Knalpot : D2T
Drag Bike Kajen 2015: Lari Motor Jhon PK Lebih Kencang dari Tuyul
Kawahara Tri Jaya Sakti Pells sejak tempoe doeloe sudah lebih dahulu main di kelas motor tanpa gigi ini. Dengan menggunakan pengapian Kawahara Matic korekan Om Pele melaju mulus di tangga juara.
Tidak terlalu banyak perubahan yang dilakukan Om Pele yang nama panjangnya Arip Sigit Wibowo. Untuk piston mempunyai diameter 66 mm dengan stroke tetap mempertahankan bawaan dari si Mio, supaya sesuai dengan kelas yang diikuti.
Sedangkan kompresinya 13 pas, gitu bisik Om Pele yang terlihat lelah dengan spuyer 128. Jhon PK selaku eksekutor bahagia dengan hasil korekan kliker asal Boyolali itu. Yang masih setia mengunakan karbu PE 28 dan pengapian Kawahara yang disuplai langsung sama pihak Kawahara selaku sponsor team.
Cerita berubah pada Mio milik R9 Vincent Kawahara yang di babak penyiihan menjadi yang tercepat, eee… begitu babak final melorot ke poisi ke lima. Hus…jangan ditertawain bro. Entar mereka gamuk di seri berikutnya. hehehe
Ahmad Fauzi sewaktu ditemuin Mesinbalap terlihat pulas sedang tidur di sebelah motor andalanya sambil mengelus-elus. “Sirkuit yang mulai gelap gulita dan kondisi trek yang basah membuat Mio-nya tidak maksimal diajak ngebut”, ungkap Adi S Tuyul selaku joki. Emang sich bro sewaktu penyisihan cuaca terang, pas babak final sudah menjelang sore.
Terus gimana nasib salah satu karya Om pele? Baca “Team Privaeter Asal Cilacap Siap Bikin Kejutan di Kelas Matic”. Mesinnya pecah di tengah pertarungan Kelas Matic TU 200cc. Ternyata hampir delapan bulan Mio-nya belum pernah dipijit sama sang guru besar. Baru terungkap kenapa Dewa nggak mau bicara spek motor.
GALERI FOTO (Hi-Res):
Modifikasi Suzuki Satria FU150: Kompresi Tinggi Pun Bisa Menang, Tembus 7,6 Detik
MESINBALAP.com – Kompresi bukan suatu ukuran buat motor yang sering main di ajang balap Drag Bike. Putaran mesin hanya bekerja di trek sepanjang 201 meter, selebihnya duduk manis di paddock.
Sudah pastilah putaran atas mesin dapet, katanya demi bisa menaklukan sensor satu titik. Ada banyak cara yang dilakukan kliker, mau kompresi rendah atau tinggi sama saja. Taklukan dulu sensornya, baru joki ngegasss sampai garis finish.
Sama halnya dengan cerita Satria FU asal Yogyakarta ini yang beberapa waktu lalu berhasil finish terdepan mengandalkan joki asal kota Semarang yakni Eko Sulistyo Chodox. Lap time 7,6 detik berhasil disikat di sirkuit permanent GDS Tirtonirmolo Klaten, Jawa Tengah.
Sudah bukan hal baru buat motor yang berlivery kuning putih naik podium. Simple Concept Kopi Ole DRC yang kali ini diwakili sama Roby, biasanya Brother Yusron yang pegang kendali di balik kencengnya motor mereka. Kali ini minta diatas namakan Roby, Its ok.
Menurut penuturan Roby, sengaja menggunakan kompresi tinggi. Dengan resiko nantinya motor akan liar saat start. “Sesuai dengan masukan dari joki. Untuk karakter sirkuit permanent alangkah baiknya menggunakan kompresi tinggi. Pernah menggunakan kompresi rendah tapi hasilnya kurang memuaskan”, ujar Roby.
“Kem sendiri 270 derajat, tidak begitu lebar yang penting timing pengapian bisa disetel sesuai dengan ledakan pada ruang bakar. Gigi 1 akan terasa ringan, semuanya ada kekurangan dan kelebihannya. Dengan maksud supaya joki nggak kesusahan nekan persneling”, beber sang kliker.
Untuk ratio giginya sendiri lain kali baru dikasih tau kalo motornya sudah nggak bisa juara lagi. Takutnya ditiru sama penulis Mesinbalap, bisa hilang deh pencarian doi. hahaha…
Ilmu seperti ini dirasa pas dengan penggunaan karburator PWK 35 dengan main jet 130 dan pilot jet 60. Sedangkan untuk kleep in berdiameter 25 dan diameter kleep out 22. Keempat kleep inilah yang nantinya akan membuka dan menutup presisi.
Sehingga perbandingan kompresi tadi adalah hitungan bersih. Sama bersihnya dengan kemampuan motor melibas trek buat naik podium pertama. Soal bahan bakar doi juga nggak mau repot, cukup dengan menggunakan Pertamax Plus.
Kebersihan bahan bakar juga tidak perlu diragukan lagi, nilai oktannya juga. Pernah menggunakan bahan bakar bensol malah motornya ngambek alias mberebet di tengah perlombaan.
Selidik punya selidik ternyata bensol yang digunakan sudah kadaluarsa. Bukan suatu rahasia lagi bensol yang sudah kadaluarsa banyak mengandung unsur air. Nah lho.. cinta produksi dalam negeri kuncinya. Selamat mencoba dan bermanfaat pastinya. (Editor: Bayu)
DATA MODIFIKASI
- Motor : Suzuki Satria FU150
- Kelas : Bebek 200 TU
- Nama Team : Simple Concept Kopi Ole DRC
- Mekanik : Dipercayakan Ke Roby, Yusron Lagi Malu-malu
- Pembalap : Eko Sulistiyo Chodox
- Kompresi : 14;1
- Piston : LHK 72mm
- Durasi : 270 derajat
- Karbu : PWK 35
- Main Jet : 130
- Pilot Jet : 60
- Knalpot : Dust
- Sokbreker : Gazi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar